Teori kecerdasan majemuk (KM) adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam dunia pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar, di samping pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing pembelajar. Teori KM bukan hanya mengakui perbedaan individual ini untuk tujuan-tujuan praktis seperti pengajaran dan penilaian, tetapi juga menganggap serta menerimanya sebagai suatu yang normal, wajar, bahkan menarik dan sangat berharga.
Kecerdasan majemuk pada dasarnya merupakan pengembangan dari kecerdasan otak (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Setiap orang memiliki cara yang unik untuk menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapinya. Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melihat suatu masalah, lalu menyelesaikan masalah atau membuat sesuatu yang berguna bagi orang lain (Handy Susanto, 2005).
Ketujuh kecerdasan yang diidentifikasikan oleh Gardner (1983) adalah: (1) kecerdasan linguistik berkaitan dengan bahasa; (2) kecerdasan logis-matematis berkaitan dengan nalar logika dan matematika; (3) kecerdasan spasial berkaitan dengan ruang dan gambar; (4) kecerdasan musikal berkaitan dengan musik, irama dan bunyi atau suara; (5) kecerdasan badani-kinestik berkaitan dengan badan dan gerak tubuh; (6) kecerdasan interpersonal berkaitan dengan hubungan antarpribadi, sosial; (7) kecerdasan interpersonal berkaitan dengan hal-hal yang sangat mempribadi.
Howard Gardner, yang namanya sinonim dengan teori KM ini, mengisyaratkan bahwa mungkin ada lebih banyak lagi kecerdasan yang telah didefinisikannya, khusus dalam budaya-budaya lain. Dengan demikian, daftar KM-nya dapat disusun ulang dan ditambahkan. Tujuan nyata membuat dan menyusun suatu daftar adalah untuk mengankat kemajemukan kecerdasan (Gardner, 1993). Tidak menjadi soal apakah ada jenis kecerdasan lebih banyak atau tidak, ketujuh kecerdasan yang telah ditawarkan oleh Gardner kepada kita adalah langkah raksasa menuju suatu titik di mana individu dihargai dan keragaman dibudidayakan. Bahkan dalam buku terakhirnya, Intelligence Refarmed Gardner menambahkan tiga jenis kecerdasan yang lain, yaitu kecerdasan naturalis, kecerdasan eksistensial, dan kecerdasan spiritual (1997: 47).
Sedangkan Menurut T. Amstrong (2004) dalam bukunya “Kamu Itu Lebih Cerdas Daripada Yang Kamu Duga” (You’re Smarter Than You Think), anak-anak memiliki kecerdasan majemuk. Dalam buku tersebut dikatakan sedikitnya ada 8 macam kecerdasan yang salah satu atau beberapa diantaranya dapat dimiliki oleh seorang anak, yaitu: (1) Kecerdasan dalam menggunakan kata-kata (Linguistic Intelligence);(2) Kecerdasan dalam bermusik (Musical Intelligence); (3) Kecerdasan dalam menggunakan logika (Logical-Mathematical Intelligence); (4) Kecerdasan dalam menggunakan gambar (Visual-Spatial Intelligence); (5) Kecerdasan dalam memahami tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence); (6)Kecerdasan dalam memahami sesama (Interpersonal Intelligence);(7)Kecerdasan dalam memahami diri sendiri (Intrapersonal Intelligence); (8) Kecerdasan dalam memahami alam (Naturalist Intelligence). Baca lebih lanjut →